Thema : Kematian orang percaya
Nats : Lukas 16:19-31.
Penjelasan Materi :
Seorang remaja ditanya oleh gurunya, “Apa tujuan hidupmu?”
Dengan mantap dia menjawab, “4 K!”
“Maksudnya apa?” tanya sang guru.
“Ya, tujuan hidup saya adalah kuliah, kerja, kaya, dan kawin!”
Mendengar itu gurunya tersenyum, lalu berkata, “Jangan lupa K kelima!”
“Apa itu K kelima?” tanya remaja itu dengan antusias.
Sang guru menjawab, “Kuburan!”
Dengan mantap dia menjawab, “4 K!”
“Maksudnya apa?” tanya sang guru.
“Ya, tujuan hidup saya adalah kuliah, kerja, kaya, dan kawin!”
Mendengar itu gurunya tersenyum, lalu berkata, “Jangan lupa K kelima!”
“Apa itu K kelima?” tanya remaja itu dengan antusias.
Sang guru menjawab, “Kuburan!”
Remaja itu terkejut, lalu diam seribu bahasa. Ia tidak tahu hendak berkata apa, karena ia memang tidak siap untuk K kelima itu.
Banyak orang yang siap untuk 4 K, tetapi lupa adanya K yang kelima. Mereka lupa adanya kuburan. Ketika mereka sadar, seringkali sudah terlambat.
Hal seperti itulah yang terjadi pada orang kaya yang diceritakan Tuhan Yesus dalam Lukas 16:19-31. Dia menjadi sadar ketika jasadnya sudah berada di liang kubur. Dia lupa mempersiapkan hari esok, yaitu saat kematian itu datang.
Kisah orang kaya dan Lazarus mengajarkan bahwa mempesiapkan diri untuk menghadapi kematian adalah pada waktu hidup, bukan sesudah mati. Mempersiapkan diri untuk hari esok adalah sekarang, bukan nanti.
Kisah orang kaya dan Lazarus mengajarkan kita tiga hal penting.
Pertama, Persiapan untuk kematian adalah waktu hidup dan bukan sesudah mati.
Kedua, Melakukan yang baik kepada sesama untuk memuliakan Tuhan adalah waktu hidup dan bukan sesudah mati.
Ketiga, Mendengar pemberitaan Injil dan percaya Injil adalah pada waktu hidup dan bukan sesudah mati.
===================================================================
Penjelasan Materi :
Seorang remaja ditanya oleh gurunya, “Apa tujuan hidupmu?”
Dengan mantap dia menjawab, “4 K!”
“Maksudnya apa?” tanya sang guru.
“Ya, tujuan hidup saya adalah kuliah, kerja, kaya, dan kawin!”
Mendengar itu gurunya tersenyum, lalu berkata, “Jangan lupa K kelima!”
“Apa itu K kelima?” tanya remaja itu dengan antusias.
Sang guru menjawab, “Kuburan!”
Dengan mantap dia menjawab, “4 K!”
“Maksudnya apa?” tanya sang guru.
“Ya, tujuan hidup saya adalah kuliah, kerja, kaya, dan kawin!”
Mendengar itu gurunya tersenyum, lalu berkata, “Jangan lupa K kelima!”
“Apa itu K kelima?” tanya remaja itu dengan antusias.
Sang guru menjawab, “Kuburan!”
Remaja itu terkejut, lalu diam seribu bahasa. Ia tidak tahu hendak berkata apa, karena ia memang tidak siap untuk K kelima itu.
Banyak orang yang siap untuk 4 K, tetapi lupa adanya K yang kelima. Mereka lupa adanya kuburan. Ketika mereka sadar, seringkali sudah terlambat.
Hal seperti itulah yang terjadi pada orang kaya yang diceritakan Tuhan Yesus dalam Lukas 16:19-31. Dia menjadi sadar ketika jasadnya sudah berada di liang kubur. Dia lupa mempersiapkan hari esok, yaitu saat kematian itu datang.
Kisah orang kaya dan Lazarus mengajarkan bahwa mempesiapkan diri untuk menghadapi kematian adalah pada waktu hidup, bukan sesudah mati. Mempersiapkan diri untuk hari esok adalah sekarang, bukan nanti.
Kisah orang kaya dan Lazarus mengajarkan kita tiga hal penting.
Pertama, Persiapan untuk kematian adalah waktu hidup dan bukan sesudah mati.
Kedua, Melakukan yang baik kepada sesama untuk memuliakan Tuhan adalah waktu hidup dan bukan sesudah mati.
Ketiga, Mendengar pemberitaan Injil dan percaya Injil adalah pada waktu hidup dan bukan sesudah mati.
===========================================================================
Penjelasan Materi :
Seorang remaja ditanya oleh gurunya, “Apa tujuan hidupmu?”
Dengan mantap dia menjawab, “4 K!”
“Maksudnya apa?” tanya sang guru.
“Ya, tujuan hidup saya adalah kuliah, kerja, kaya, dan kawin!”
Mendengar itu gurunya tersenyum, lalu berkata, “Jangan lupa K kelima!”
“Apa itu K kelima?” tanya remaja itu dengan antusias.
Sang guru menjawab, “Kuburan!”
“Maksudnya apa?” tanya sang guru.
“Ya, tujuan hidup saya adalah kuliah, kerja, kaya, dan kawin!”
Mendengar itu gurunya tersenyum, lalu berkata, “Jangan lupa K kelima!”
“Apa itu K kelima?” tanya remaja itu dengan antusias.
Sang guru menjawab, “Kuburan!”
Remaja itu terkejut, lalu diam seribu bahasa. Ia tidak tahu hendak berkata apa, karena ia memang tidak siap untuk K kelima itu.
Banyak orang yang siap untuk 4 K, tetapi lupa adanya K yang kelima. Mereka lupa adanya kuburan. Ketika mereka sadar, seringkali sudah terlambat.
Hal seperti itulah yang terjadi pada orang kaya yang diceritakan Tuhan Yesus dalam Lukas 16:19-31. Dia menjadi sadar ketika jasadnya sudah berada di liang kubur. Dia lupa mempersiapkan hari esok, yaitu saat kematian itu datang.
Kisah orang kaya dan Lazarus mengajarkan bahwa mempesiapkan diri untuk menghadapi kematian adalah pada waktu hidup, bukan sesudah mati. Mempersiapkan diri untuk hari esok adalah sekarang, bukan nanti.
Kisah orang kaya dan Lazarus mengajarkan kita tiga hal penting.
Pertama, Persiapan untuk kematian adalah waktu hidup dan bukan sesudah mati.
Kedua, Melakukan yang baik kepada sesama untuk memuliakan Tuhan adalah waktu hidup dan bukan sesudah mati.
Ketiga, Mendengar pemberitaan Injil dan percaya Injil adalah pada waktu hidup dan bukan sesudah mati.
===================================
Semua Renungan2 ini adalah : catatan-catatan Khotbah John Lambai, S.Pd.K, yang sudah di khotbahkan di GPdI Eben-Haezer Sinangkala
==================================
Be the first to reply!
Post a Comment